DPRD Kabupaten
Tangerang, mencatat masih
terdapat
sekitar 29.000 warga di wilayah Kabupaten
Tangerang yang berstatus
buta aksara sehingga perlu adanya evaluasi
kinerja aparat terkait untuk mencari solusi terbaik mengatasinya.
Ketua Komisi II
DPRD Kabupaten Tangerang, Ahmad Ghozali
mengatakan, DPRD
akan fokus merencanakan untuk
melakukan klarifikasi kepada aparat Dinas Pendidikan menyangkut masih terdapat warga Kabupaten
Tangerang yang berstatus buta aksara tersebut.
Selanjutnya DPRD akan memberikan
target kepada dinas terkait untuk menuntaskan penyandang buta aksara, dalam hal
ini Komisi II akan mengawasi dan mengevaluasinya sampai target tersebut
tercapai. Ini merupakan salah satu wujud kepedulian kami selaku wakil rakyat,
kata dia
Ghozali menjelaskan, pihaknya
mendapatkan laporan jumlah buta aksara di wilayah ini sebanyak 29.000. Itu
artinya, setiap kecamatan terdapat 1.000 warga yang buta huruf. "ini merupakan tugas pendidik, kedepan
kami tidak ingin mendapat laporan lagi penduduk yang tidak dapat membaca," tukasnya.
Ahmad
mengatakan masalah ini adalah serius dan mendesak aparat berwenang untuk dapat
menuntaskan persoalan tersebut dan mereka harus memiliki perencanaan matang
agar buta aksara perlahan dapat berkurang. Dia menambahkan sebagai daerah
industri, hal tersebut merupakan persoalan penting menyangkut lapangan kerja,
dan tidak ada pengusaha pabrik yang bersedia menerima pekerja yang buta huruf.
Sementara itu, Kepala bidang Pendidikan Formal
Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, Taty Purnaty, mengatakan akan menindaklanjuti laporan tersebut dan pihaknya telah menargetkan tahun 2015 untuk mengurangi sebanyak 2.000
warga buta aksara. Taty mengatakan terdapat sebanyak 54 Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) untuk mengatasi masalah tersebut, di antaranya dibantu oleh
para relawan. Warga Kabupaten Tangerang berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun
2010 sebanyak 2,838 juta jiwa berdomisili pada 29 kecamatan dan 348 desa serta
kelurahan.